“Penentuan awal Ramadhan berpulang pada hasil sidang isbat yang akan dilaksanakan pada 16 Juni,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Selanjutnya, untuk menentukan masuknya awal bulan Ramadhan, pemerintah akan segera menggelar sidang isbat, yang akan dilakssanakan pada tanggal 16 Juni 2015 di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, yang rencanya akan dihadiri atau mengundang para ulama, kiai, tokoh ormas Islam, pakar astronomi dan beberapa pihak terkait lainnya.
“Dalam sidang isbat itu, akan ditentukan apakah hilal bisa dilihat atau tidak. Jika terlihat, Ramadan akan jatuh pada 17 Juni. Jika hilal tidak terlihat, bulan Sya’ban akan dilakukan istikmal (genapkan) menjadi 30 hari dan Ramadan jatuh pada 18 Juni,” tutur Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Pengurus Wilayah NU Jawa Timur menjelaskan kemungkinan besar tidak akan terjadi perbedaan dalam penetapan awal tanggal bulan puasa Ramadan dan Hari Raya Idul fitri pada tahun ini. selanjutnya, Koordinator Rukyatul Hilal PW NU Jatim, HM Sholeh Hayat juga menerangkan awal Ramadan 1436 H/2015 dan Idulfitri 1436 H/2015 akan cenderung tidak meliharkan perbedaan diantara berbagai organisasi, tentang penetapan hari dan tanggal puasa. kemungkinan awal Ramadan akan serentak dilaksanakan pada 18 Juni dan awal Syawal (Idulfitri) pada 17 Juli 2015.
“Potensi itu berdasarkan kesamaan pada tiga metode yakni metode dalam Kitab Sulamun Nariyyin, Kitab Fathur Rouf fil Manan dan metode Lajnah Falaqiyah PBNU,” ujarnya.
Adapun untuk proses sidang isbat yang akan menentukan awal bulan Ramadhan akan diawali dengan pemantauan hilal (rukyatul hilal) pada titik-titik pemantauan yang tersebar di
beberapa wilayah Indonesia.